Posts

Showing posts from 2018

NORMAL PEOPLE LIVE IN THE NORMAL LIFE

Image
---- hiduplah dengan normal, jangan sepertiku yang suka cari perhatian karena tidak normal ---- Love and XOXO

MY FATHER IS A DRIVER, SUPERB!

Image
  BUKAN ANAK SOPIR BIASA “Namaku Windi, hobiku menggambar, Mama’ku namanya Dewi, bapa’ku namanya Sadi, mama’ku bekerja dirumah, bapa’ku bekerja di mobil... eh maksudku jadi sopir” Aku ingat bagaimana perkenalan diriku saat duduk di bangku sekolah dasar, malu rasanya menyebut pekerjaan bapak waktu itu sebab semua kawanku bapaknya adalah petani dan PNS, pekerjaan yang umum dan banyak digeluti masyarakat di kampung baruku, maklum aku baru pindah semester ini di sekolah dasar yang terbilang satu-satunya yang bagus, dan hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah. Beberapa juga menyebut wiraswasta meskipun aku tak paham apa itu wiraswasta tapi terdengar keren di telingaku. Aku dengan sedikit menunduk berdiri dibangkuku yang terletak paling depan di kelas memperkenalkan diri pada guru baru dan kawan-kawanku yang juga masih baru. Dibandingkan kawanku yang lain, pekerjaan bapakku tiada duanya. Akupun cukup canggung menyebutnya, dengan pelan dan wajah memerah aku sebut nama...

TUGAS BAHASA INDONESIA WAKTU SMP (dapat dari buku berdebu berbungkus kertas warna merah dengan label "Buku Bahasa Indonesia" Widya

AKU BUKAN INDONESIA Aku melirik Indonesia sekedar merah dan putih saja Kain yang sengaja digantung di tiang tak memberi pengertian apa-apa Aku melihat Pancasila hanya sebagai Ideologi permainan kata-kata Kata-kata yang dirangkai agar memberi dampak luar biasa, padahal nyatanya... Aku bukan Indonesia teriak kepalaku diam-diam Padahal dulunya.. Akulah yang paling nyaring suaranya di setiap Indonesia Raya hari senin tiba Akulah yang paling bersemangat memberi hormat dengan bangga Akulah orang pertama yang mengacungkan tangan di kelas sejarah Kemerdekaan Akulah yang dengan cermat menulis tanggal-tanggal Indonesia berjaya Akulah yang mengaku Indonesia Bertumpah dara berbangsa berbahasa Pada akhirnya.. Aku bukan Indonesia Aku hanya imigran dari masa lalu yang malu Malu pada pendidikan bobrok berkedok pencerdasan Malu pada perekonomian pinggiran berkedok pensejahteraan Malu pada pemerintahan korup berkedok pembangunan pemerataan Malu pada masy...

Namaku Luka, kamu?

Image
NAMAKU LUKA Aku berencana berteduh meski tak hujan sekalipun Aku berencana bertemu meski tak ada janji sekalipun Aku berencana mampir meski tak dalam perjalanan sekalipun Sekali-kali dua patah kali Sampai tak terhitung berapa kali Aku yang tidak diinginkan Aku yang memang tak ingin diinginkan Karena aku datang bukan karena kamu ingin Atau karena aku ingin Aku hanya penggalang disetiap ceritamu Aku hanya berupa potongan atau lembaran tak menentu Aku hanya awal atau penghujung perjuanganmu Aku membuatmu bertempur dan aku membuatmu terpekur Aku hanya temanmu sebut aku begitu karena kita selalu bertemu Perkenalkan... Namaku luka dan aku tidak raib

Bukan plagiat kan?

Image
Inspirasi sketch beberapa dari gambar di instagram(60% perhaps) This is my path on showing my own art by adapting others Bukan plagiat kan? What do you think?

Lalu?

Si anak buta bertanya pada ibu yang tak mendengar Apa bulan berwarna biru? Atau hanya laut yang berwarna biru? Kenapa tak daun saja yang berwarna biru? Ibu, merah itu samakah dengan ungu? Kenapa tak hujan saja yang warna ungu? Atau baju baruku yang warna ungu? Ibu, kau memberitahuku warna biru merah dan ungu Tapi kau tak tunjukkan bulan laut daun hujan baju baru dengan warna itu Apakah aku patut terpekur untuk Ibu yang bahkan tak tahu kalau aku ingin tahu

Sudah capek berhitung

Bapak Ibu guru kenapa tak mau berguru? Kuhitung perkalian tujuh dan sepuluh hingga berpeluh Bapak ibu guru tak nampak senang padaku Kuhitung lagi hingga berpuluh puluh sampai muak aku Bapak ibu guru tak nampak senang lagi padaku Aku mulai tak mau menghitung tak mau lagi pensilku buntung Bapak ibu guru datang padaku membawa serdadu berpeluru Aku tambah berpeluh tapi tak mau tambah berhitung Bapak ibu guru sudah siap memburu Aku tak mau maju takut telingaku terpotong satu Bapak ibu guru terburu melihatku tak mau maju Aku siap terbunuh siap mati tanpa tahu berhitung Dalam hati kuhitung satu hingga tujuh karena tak tahu sampai sepuluh Kuharap raib aku diseruput debu Bapak ibu guru membuang peluru membuka mulut "nak aku ajari kau berhitung bukan karena kau mau kuberi sepuluh" "lalu?" kataku "agar kelak kau tak kena tipu atau ikut menipu" Aku tertunduk merenung menatap pensilku Aku lalu tahu kenapa Bapak ibu guru tak mau berguru Sebab sudah ...

Ini Puisi (1)

January 22, 2016 at 9:13pm -Sebilah Pedang untuk Saudaraku- kalau tiba masa dimana aku menjadi buta akan putih dan hitam kalau tiba masa dimana aku hilang dan sesat ketika yang kupijak tak mampu beri kebaikan ketika yang kubawa ialah setumpuk ancaman ketika ku tak mampu lagi membagi asa cinta dan cita ketika aku berjalan berlari mengejar yang berduri lagi beracun saudaraku bawalah sebilah pedang ini di hadapku tanpa bertanya 'bagaimana' tebaslah yang menjadi penyesat setiap jalanku sayatlah hingga rasa sakit itu mengembalikanku pada cahaya-Nya beserta rahmat-Nya yang kusia-sia